Menurutcerita rakyat disana menyebutkan bahwa padi yang ada di Bulu Ase berasal dari kota Poso (Sulawesi Tengah) yang berpindah ke Buluppoddo karena suatu sebab. sakit yang dirasakan Meong Palo Karellae karena tidak ada rasa terima kasih sedikitpun yang diberikan manusia kepada binatang yang telah setia menjaga padinya. Menangis tersedu
ArticlePDF Available AbstractToraja adalah salah satu suku yang mendiami wilayah pegunungan di Sulawesi Selatan. Penduduknya yang berjumlah sekitar jiwa masih tinggal di Kabupaten Toraja Induk dan Kabupaten Toraja Utara. Umumnya, penduduk ini menganut agama Kristen, sebagian lagi memeluk agama Islam, serta sebagiannya lagi masih ada yang menganut kepercayaan animisme yang dikenal dengan Aluk To Dolo. Kepercayaan Aluk To Dolo inilah yang mendasari pelaksanaan berbagai upacara yang memerlukan persembahan hewan kurban dalam jumlah nominal tinggi dalam kehidupan masyarakat ini memaparkan nilai budaya dalam Cerita Rakyat Toraja. Nilai budaya yang menonjol dalam Cerita Rakyat Toraja sebagian besar dipengaruhi oleh kepercayaan Auk To Dolo yang mencakupi hubungan manusia dengan Sang Pencipta, hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan dirinya ini bertujuan menambah wawasan tentang kebudayaan Toraja yang selanjutnya dapat meningkatkan pemahaman terhadap salah satu kebudayaan yang ada dan berkembang di Sulawesi Selatan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. A preview of the PDF is not available ... Pengungkapan nilai-nilai budaya dalam cerita rakyat perlu dilakukan agar nilai-nilai luhur yang ada dalam suatu masyarakat dapat diketahui oleh masyarakat lain sehingga dapat meningkatkan saling pengertian antar masyarakat. Selain itu, nilai-nilai budaya bagi generasi muda dapat menjadi filter terhadap unsur-unsur luar yang belum tentu menguntungkan Ratnawati, 2009 pembinaan dan pengembangan kebudayaan Nasional Ece Sukmana, 2018. Cerita rakyat adalah salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. ...M. Marihot SimanjuntakSistem kebudayaan memiliki nilai dan nilai adalah sesuatu yang berharga dalamhidup dan kehidupan manusia, nilai sekaligus tujuan hidup manusia. Nilai-nilaikebudayaan yang terdapat dalam masyarakat dapat dijadikan sebagai pranatasosial dan sumber pengajaran dan pendidikan. Nilai-nilai kebudayaan dapatditemukan melalui tradisi budaya atau sastra lisan yang ada dalam satu sastra lisan adalah cerita rakyat Nias. Cerita rakyat Nias secaraumum sebenarnya memiliki tujuan pokok dan fungsi dalam kehidupan sosialmasyarakat Nias. Namun, jarang disadari oleh yang empunya sastra lisanbahwa melalui cerita rakyat dapat dipelajari nilai-nilai budaya yang dijadikansebagai kekayaan daerah bahkan dapat dijadikan kekayaan nasional. Karenaitu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kekayaan nilai-nilai budayayang terdapat dalam cerita rakyat Mado-mado Nias. Untuk mencapai tujuanpenelitian tersebut metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptifdengan tahapan reduksi data, menyajikan data dan menyusun kesimpulanpenelitian. Data yang diperoleh dari tahapan penelitian ini akan divalidasidengan cara melakukan triangulasi. Berdasarkan metode penelitian yangdilakukan telah ditemukan bahwa nilai-nilai budaya yang terdapat dalam ceritarakyat Mado-mado Nias ialah nilai sistem kepercayaan, sistem kemasyarakatan,sistem pengetahuan, sistem simbol bahasa dan komunikasi, kesenian, dan nilaisistem peralatan hidup dan teknologi. Berdasarkan hasil penelitian ini penelitimenyarankan agar setiap kekayaan budaya dapat dieksplorasi melalui berbagaibentuk sastra lisan. Sebab, setiap sastra lisan dapat dijadikan sebagai sumberpendidikan nilai, pranata sosial bahkan dapat dijadikan sebagai kekayaanbudaya lokal dan nasional.... Syarif, Hasriyanti, Fatchan, Astina, & Sumarmi 2016 found the values of togetherness, and adhesive for the people in the Toraja death ceremony conversation. Ratnawati 2009 found hard-working and patient values in the folktale Toraja. Thus, in this study, the authors investigated the cultural values of the bulangan londong sembangan suke barata ritual of the indigenous people of Toraja, Indonesia. ...The purpose of this study was to investigate the cultural values in the ritual of Bulangan Londong Sembangan Suke Barata as part of the Toraja indigenous people's life. The research method used in this study is a qualitative method. Meanwhile, the respondents involved in this study include culturists, linguists, and the Toraja community. The research instruments used in this study were document files, interviews with the subjects, and observations using a video recorder that recorded the ritual process of Bulangan Londong Sembangan Suke Barata. The data analysis technique in this study includes three main steps, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that the cultural values contained in the rituals of the Bulang Londong Sembangan Suke Barata were 'Manuk' which symbolized the value of the work ethic, 'Ussembang Suke Barata' represented the religious value of bamboo slashed by 'Mina', and 'Kayunan Londong' which personifies the leader's patriotic Putu Setya MaharaniNi Wayan RatiDampak negatif pembelajaran online salah satunya adalah membuat siswa tidak jujur dalam mengerjakan tugas dan mengumpulkan tugas tidak tepat waktu membuat guru sangat sulit untuk memberikan penilaian. Hal ini menunjukan adanya bibit-bibit karakter yang tidak baik mulai tumbuh pada diri siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan multimedia Dictor Caksanta untuk membentuk karakter siswa. Penelitian ini merupakan penelitian research and development dengan menggunakan model ADDIE. Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara, pedoman dokumentasi, lembar studi dokumen, angket, dan lembar rating scale. Data dianalisis menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat validitas isi produk mendapatkan hasil 0,9 dengan kriteria sangat tinggi. Respon guru adalah 100% dengan kriteria sangat tinggi. Respon siswa mendapatkan hasil rata-rata 88% dengan kriteria baik. Hasil analisis efektivitas memperoleh hasil 0,000<0,05 signifikan, sehingga multimedia Dictor Caksanta layak dan efektif digunakan untuk membentuk karakter siswa. Implikasi penelitian ini adalah Dictor Caksanta dikemas dalam bentuk folder dan link, sehingga guru dapat membagikan video dengan mudah kepada guru dan Cultural Studies. Yogyakarta Pustaka PelajarNyoman RatnaKuthaRatna, Nyoman Kutha. 2005. Sastra dan Cultural Studies. Yogyakarta Pustaka PelajarStruktur Cerita Rakyat Toraja. Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan BahasaMuhammad SikkiSikki, Muhammad et al. 1986. Struktur Cerita Rakyat Toraja. Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Garonto Eanan merupakan sebuah judul karya tari yang dipetik dari sebuah cerita tentang hewan kerbau dalam kehidupan masyarakat Toraja, terkhusus dalam upacara pemakaman Rambu Solo'. Hewan Kerbau sudah menjadi hewan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Toraja untuk menandai status sosial seseorang. Hewan kerbau wajib Abstract Toraja adalah salah satu suku yang mendiami wilayah pegunungan di Sulawesi Selatan. Penduduknya yang berjumlah sekitar jiwa masih tinggal di Kabupaten Toraja Induk dan Kabupaten Toraja Utara. Umumnya, penduduk ini menganut agama Kristen, sebagian lagi memeluk agama Islam, serta sebagiannya lagi masih ada yang menganut kepercayaan animisme yang dikenal dengan Aluk To Dolo. Kepercayaan Aluk To Dolo inilah yang mendasari pelaksanaan berbagai upacara yang memerlukan persembahan hewan kurban dalam jumlah nominal tinggi dalam kehidupan masyarakat ini memaparkan nilai budaya dalam Cerita Rakyat Toraja. Nilai budaya yang menonjol dalam Cerita Rakyat Toraja sebagian besar dipengaruhi oleh kepercayaan Auk To Dolo yang mencakupi hubungan manusia dengan Sang Pencipta, hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan dirinya ini bertujuan menambah wawasan tentang kebudayaan Toraja yang selanjutnya dapat meningkatkan pemahaman terhadap salah satu kebudayaan yang ada dan berkembang di Sulawesi Selatan.
PaBarre Allo berarti ukiran menyerupai matahari yang bersinar terang, memberi kehidupan kepada seluruh makhluk penghuni alam semesta. Dari ukiran ini Masyarakat Toraja percaya bahwa sumber kehidupan dan segala sesuatu yang ada dimuka bumi berasal dari puang matua (Tuhan). Nah, Ukiran ini diletakkan pada bagian rumah adat yang berbentuk
Dongeng rakyat Indonesia yang akan Kakak kisahkan malam hari ini termasuk dalam kumpulan cerita tentang hewan daerah Maluku. Jika pada cerita rakyat maluku sebelumnya menceritakan tentang asal muasal empat kesultanan yang ada di Maluku Utara, maka pada kesempatan kali ini Kakak akan mendongeng cerita tentang hewan terbaik di wilayah tersebut. Saking serunya dua dongeng cerita tentang hewan ini, kakak mengumpulkannya dalam Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia terbaik. Pada zaman dahulu hiduplah seekor buaya besar di Tanah Genting Baguala yang menghubungkan Jazirah Lei Timur dan jazirah Lei Hitu. Warga menamakannya Buaya Tembaga karena kulit tubuhnya berwarna kekuning-kuningan. Buaya Tembaga merasa senang dan betah tinggal di Tanah Genting Baguala karena keindahan dan kenyamanannya. Selain itu, warga juga memujanya sehingga Buaya Tembaga itu kian betah tinggal di tempat berdiamnya itu. Tak jauh dari Tanah Genting Baguala, tepatnya di pesisir pantai selatan Pulau Buru, hiduplah seekor ular besar. Ia hidup bertengger di atas batang pohon Mintanggor. Si ular besar selalu mengganggu warga dan juga makhluk-makhluk hidup Iainnya di tempat itu. Ia kerap memangsa ikan-ikan, buaya-buaya, dan juga hewan-hewan Iainnya. Kumpulan Dongeng Rakyat Indonesia Cerita Tentang Hewan Buaya Tembaga Segenap hewan yang bermukim di pesisir pantai selatan Pulau Buru lantas berkumpul dan berembuk untuk melenyapkan si ular besar. Mereka bersepakat, hanya Buaya Tembaga saja yang mampu mengalahkan ular besar yang sangat meresahkan itu. Mereka bersepakat meminta bantuan Buaya Tembaga. Buaya Tembaga memenuhi permintaan itu. Ia segera menuju pantai selatan Pulau Buru. Kedatangannya disambut hangat sekalian hewan yang bermukim di sana. Mereka mengadakan upacara penyambutan yang dilangsungkan selama dua hari dua malam. Pada hari ketiga, Buaya Tembaga mulai melaksanakan tugasnya. Ia mengintai tempat di mana ular besar itu berdiam. Ketika Buaya Tembaga mendekati pohon Mintanggor, ia diserang ular besar yang melilitkan tubuhnya pada batang pohon Mintanggor. Pertarungan yang seru segera terjadi. Setiap kali ular besar menyerang dengan pagutannya, Buaya Tembaga menangkis serangan itu dengan kibasan ekornya yang kuat dan bertenaga. Pertarungan antara Buaya Tembaga dan ular besar itu berlangsung lebih dari sehari semalam. Segenap hewan hanya bisa menyaksikan pertarungan itu dari kejauhan. Mereka berharap Buaya Tembaga dapat mengalahkan ular besar yang sangat merepotkan itu. Pada hari kedua pertarungan, ular besar terlihat kepayahan. Pagutan mematikannya berulang-ulang dapat ditangkis dan dihindari Buaya Tembaga, sementara hantaman ekor Buaya Tembaga berulang-ulang mengenai kepala dan tubuhnya. Pada kesempatan yang menentukan, Buaya Tembaga kembali berhasil menghantamkan ekor besarnya ke arah kepala ular besar. Kepala ular besar itu remuk dan matilah ia tak lama kemudian. Tubuh si ular besar terhempas ke laut setelah lilitannya pada batang pohon Mintanggor terlepas. Segenap hewan yang berdiam di pesisir pantai selatan Pulau Buru bersorak gembira menyambut kemenangan Buaya Tembaga. Mereka telah terbebaskan dari kekejaman si ular besar. Mereka tak lagi merasa takut mencari makanan di sekitar tempat itu setelah si ular besar yang sangat meresahkan itu menemui kematiannya. Segenap hewan lantas menganugerahi gelar untuk Buaya Tembaga dengan sebutan Yang Dipertuan di daerah Teluk Baguala. Mereka juga memberikan hadiah untuk Buaya Tembaga. Hadiah itu berupa ikan-ikan parang, make, papare, dan salmaneti yang diletakkan di dalam wadah yang terbuat dari anyaman bambu. Buaya Tembaga lantas membawa hadiah itu untuk kembali ke tempat bermukimnya. Sejak saat itu hingga kini di teluk Baguala banyak terdapat ikan parang, make, papare, dan salmaneti. Warga yang berdiam di sekitar teluk Baguala kerap menangkap ikan-ikan itu untuk dijual atau dijadikan makanan sendiri. Jika ada warga yang melihat kemunculan Buaya Tembaga, mereka merasa akan mendapatkan keberuntungan. Mereka percaya, Buaya Tembaga adalah buaya keberuntungan. Pesan moral dari Kumpulan Dongeng Rakyat Indonesia Cerita Tentang Hewan Buaya Tembaga adalah kebenaran akan dapat menumpas atau mengalahkan kebatilan atau kejahatan. Selain itu, kebaikan seseorang akan dikenang dengan baik oleh orang-orang sepanjang zaman. Kumpulan Cerita Tentang Hewan Dongeng Rakyat Indonesia Hikayat Rusa Dan Kulomang Tersebutlah sekelompok rusa yang berdiam di sebuah hutan di Kepulauan Aru pada masa lampau. Rusa-rusa itu amat sombong karena merasa mempunyai kelebihan yang sangat luar biasa dalam hal berlari. Hewan-hewan yang terkenal cepat larinya pun dapat mereka kalahkan hingga membuat mereka kian sombong dan memandang rendah hewan-hewan lain. Rusa-rusa itu juga mempunyai kebiasaan untuk menantang hewan-hewan lain untuk lomba lari dengan taruhan wilayah. Jika rusa-rusa itu menang, maka mereka akan mengambil wilayah itu menjadi wilayah kekuasaan mereka. Karena mereka selama itu tidak pernah terkalahkan, wilayah-wilayah yang dikuasai rusa-rusa itu pun semakin terbentang luas. Di pinggir hutan tempat bermukim rusa-rusa itu terdapat pantai berpasir putih. Sekelompok kulomang atau siput laut tinggal berdiam di wilayah tersebut. Kulomang-kulomang itu dikenal sangat setiakawan. Mereka juga dikenal cerdik. Kumpulan Cerita Tentang Hewan Dongeng Rakyat Indonesia Hikayat Rusa Dan Kulomang Pada suatu hari rusa mendatangi kulomang. Rusa menantang adu lari. Jarak yang dijadikan tempat adu Iari itu dari tempat tinggal kulomang hingga tanjung kesebelas. Siapa yang lebih dahulu tiba di tanjung kesebelas, maka dialah pemenang adu lari tersebut. Sebagai pemenang, ia berhak untuk menempati tempat pihakyang kalah. “Hei kulomang, engkau berani menerima tantanganku?” kata rusa dengan lagak sombongnya. Kulomang sesungguhnya sadar, kemampuan berlarinya sangat jauh lebih rendah dibandingkan rusa. Namun demikian, kulomang berniat menghentikan kesombongan rusa. Maka dipikirkannya sebuah cara untuk mengalahkan rusa melalui kecerdikan siasatnya. Katanya setelah menemukan cara itu, “Baiklah, aku terima tantanganmu.” “Jika engkau kalah, engkau harus pindah dari tempat tinggalmu sekarang ini. Ingat baik-baik itu!” kata rusa. “Baik,” sahut kulomang. “Sekali-kali aku tidak akan mengingkari janjiku ini.” Rusa sangat senang mendengar janji dan kesanggupan kulomang. Menurutnya, sangat gampang baginya mengalahkan kulomang dalam adu lomba Iari. Bukankah kulomang sangat lambat jalannya? Bahkan, hanya dengan berjalan santai pun, ia akan dapat mengalahkan kulomang yang amat Iambat jalannya itu. Terbayang di benak rusa akan luasnya wilayah pantai berpasir putih yang indah itu yang akan dapat dikuasainya. Sepeninggal rusa, kulomang lantas memanggil dan mengumpulkan seluruh kulomang yang terda pat di pantai berpasir putih. Ia pun menjelaskan rencananya untuk mengalahkan sekaligus menghentikan kesombongan rusa. “Dengan kebersamaan di antara kita, niscaya kita akan dapat mengalahkan rusa yang sangat sombong itu!” tegas si kulomang. Pada hari yang telah ditentukan, rusa dan kulomang siap beradu Iari. Rusa sengaja mengundang semua kawan-kawannya untuk menjadi saksi atas kemenangan yang sangat yakin akan dapat dicapainya. Tanpa disadari rusa, kulomang sesungguhnya telah mengatur siasat untuk mengalahkan rusa. Kulomang telah menyiapkan sepuluh temannya untuk bersiaga di masing-masing tanjung, dari tanjung kedua hingga tanjung kesebelas. Kulomang telah meminta kawan-kawannya untuk menyahut jika nanti rusa memanggil atau bertanya. Perlombaan lari itu pun dimulai. Ketika aba-aba lomba dimulai, rusa lalu berlari. Kulomang berlagak berlari, namun sejenak kemudian ia segera bersembunyi di balik batu karang. Dengan langkah tenang dan sikap sombong, rusa terus berlari. Beberapa saat kemudian ia telah tiba di tanjung kedua. Seketika berhenti, ia lantas menolehkan wajah ke belakang. Ia yakin, kulomang tentu masih tertinggal jauh di belakangnya. Maka, ia pun berteriak untuk memanggil, “Kulomang! Masih jauhkah engkau dari tanjung kedua ini?” Kulomang kedua lantas muncul dari tempat persembunyiannya seraya berujar, “Lihat, aku telah berada di depanmu. Tidak perlu engkau berteriak-teriak seperti itu!” Rasa sangat terkejut mendapati kulomang telah berada di depannya. Sama sekali ia tidak mengetahui jika kulomang yang berada di depannya itu kulomang yang berbeda dengan yang bersamanya di garis awal Iomba. Ia benar-benar tidak menduga jika kulomang mampu berlari begitu cepat hingga mampu mendahuluinya. Maka, ia pun berlari lebih cepat menuju tanjung ketiga. Ketika rusa tiba di tanjung ketiga, kejadian seperti di tanjung kedua kembali terulang. Kulomang telah berada di depan rusa ketika rusa tiba. Rusa benar-benar tidak menyangka jika kulomang mampu berlari begitu cepat dan mampu mendahuluinya. Rusa tidak lagi memandang enteng kulomang. Ia berlari cepat menuju tanjung keempat. Namun, lagi-lagi rusa mendapati kulomang telah berada di depannya. Begitu pula yang terjadi di tanjung kelima, keenam, ketujuh, hingga kesepuluh. Setiap kali rusa tiba di tanjung itu, setiap kali itu pula kulomang telah berada di depannya. Bahkan, di tanjung kesepuluh, kulomang tersenyum dan mengejeknya, “Rusa! Bersiap-siaplah engkau untuk menerima kekalahanmu. Di tanjung kesebelas aku pasti akan mengalahkanmu!” Tak terkirakan kemarahan rusa. Ia lantas mengerahkan segenap kemampuannya untuk berlari. Ia benar-benar keheranan dan sama sekali tidak menduga jika kulomang mampu berlari begitu cepat dan terus mendahuluinya di setiap tanjung. Ia merasa harus bisa mengalahkan kulomang di garis akhir lomba di tanjung kesebelas. Namun, lagi-lagi rusa terperanjat bukan alang kepalang ketika tiba di tanjung kesebelas. Ia mendapati kulomang telah berdiri menunggu kedatangannya! Setibanya di tanjung kesebelas, rusa telah kehabisan napas setelah mengerahkan segenap kemampuan berlarinya. Tenaganya benar-benar telah terkuras habis. Ketika tiba di garis akhir lomba, tubuh rusa limbung dan jatuh. Tak berapa lama kemudian rusa yang sombong itu pun mati. Begitulah yang terjadi. Dengan kecerdikan siasatnya, kulomang mampu memperdayai rusa. Pesan moral dari Kumpulan Cerita Tentang Hewan Dongeng Rakyat Indonesia Hikayat Rusa Dan Kulomang adalah kesombongan akan runtuh dl kemud1an hari. Kecerdikan akan dapat mengalahkan kekuatan otot. Dikisahkandalam cerita rakyat toraja tentang hewan. La Dana adalah seorang anak petani dari Toraja. Ia sangat terkenal akan kecerdikannya. Kadangkala kecerdikan itu ia gunakan untuk memperdaya orang. Sehingga kecerdikan itu menjadi kelicikan. Pada suatu hari ia bersama temannya diundang untuk menghadiri pesta kematian.
Cerita Rakyat Toraja Lakipadada. Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Dan cerita rakyat yang diceritakan untuk kali ini adalah cerita rakyat Toraja atau cerita rakyat sulawesi selatan dari Tanah Toraja yang menceritakan sejarah lakipadada dalam bentuk cerita singkat lakipadada dalam bahasa indonesia. Sebagiaman pada umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat yang biasanya umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa. Cerita singkat lakipadada dalam bahasa toraja adalah versi yang asli namun kali ini cerita rakyat toraja lakipadada adalah versi bahasa indoneisia. Nah bagaimana isi cerita rakyat lakipadada atau cerita rakyat sulsel ini untuk lebih jelasnya disimak saja sejarah lakipadada berikut ini. Cerita Rakyat Toraja - Lakipadada Tana Torja Lakipadada adalah bangsawan toraja yang jadi paranoid terhadap maut, sehingga berusaha mencari mustika tang mate supaya dia bisa hidup kekal, tanpa dihantui kematian mirip cerita Nabi Sulaiman. Lakipadada didalam legenda itu diceritakan kehilangan orang-orang tersayangnya, ibu, saudara perempuan, saudara laki-laki, bahkan pengawal dan hamba-hambanya satu demi satu meninggal dunia. Kemudian Lakipadada menjadi paranoid, berusaha menegasikan kemungkinan kematian juga datang padanya. Pergilah dia mengembara dengan tedong bonga nya mencari mustika tang mate tidak akan mati yang bisa mengekalkan kehidupannya, diantaranya mengarungi ke teluk bone dengan buaya sakti yang barter service dengan imbalan tedong bonga.Dan mencari Pulau Maniang, tempat yang dianggapnya dihuni oleh seorang kakek tua sakti berambut dan jenggot putih yang diceritakan memiliki mustika itu. Karena kekurang sabarannya, Lakipadada gagal memenuhi persyaratan yang diajak si tua sakti; puasa makan minum dan tidur selama tujuh hari tujuh malam. Akhirnya gagal usahanya mendapatkan tang mate. Tapi dari sini Lakipadada mendapat hikmah yang menyadarkannya bahwa menghindari kematian sama halnya dengan menantang kuasa Tuhan. Tidak ada yang bisa melawan takdir Tuhan. Lakipadada, kemudian mengembara lagi dengan menumpang bergelantungan di cakar burung Garuda yang membawanya ke negeri Gowa. Disana Lakipadada, yang sudah tercerahkan, menyebarkan hikmah kebajikan dan berhasil mendapat simpari Raja, mengobati dan membantu permaisuri raja melahirkan. Lakipadada diangkat menjadi anak angkat dan Putra Mahkota. Diakhir cerita diceritakan Lakipadada yang memperistri bangsawan Gowa, kemudian diangkat menjadi raja Gowa, penguasa baru yang bijak. Dia memiliki tiga orang anak, yang kemudian menjadi penerusnya dan mengembangkan kerajaan-kerajaan lain di jazirah sulawesi. Putra sulung, Patta La Merang menggantinya di tahta Gowa. Putra kedua, Patta La Baritan ditugaskan ke Sangalla, Toraja dan menjadi raja disana. Putra bungsu, Patta La Bunga, menjadi raja di Luwu. Akulturasi damai. Lakipadada yang berasal dari Toraja berdamai dengan tiga suku lain; belajar hikmah dari Bugis/Bajo kakek sakti di pulau Maniang, menjadi raja di pusat budaya Makassar, dan mengirim anaknya menjadi Datu di Luwu. Akulturasi ini lah yang mengabadikan darah dan silsilahnya, juga cerita legenda yang mengantarkannya pada kita saat ini, mungkin inilah mustika tang mate yang dimaksudkan, keabadian melalui cerita/legenda. Demikianlah cerita rakyat toraja lakipadada, semoga dapat menghibur, cerita rakyat terkadang hanya fiksi untuk hiburan, jadi bisa kenyataan, bisa juga hanya cerita fiksi belaka, semoga cerita rakyat sulsel diatas bermanfaat dan menghibur.
Berdasarkandata Badan Pusat Statistik Kabupaten Toraja Utara sensus Penduduk tahun 2020, menunjukkan bahwa mayoritas penduduk menganut agama Kristen yakni 95,50% (dimana didominasi oleh pemeluk agama Protestan sebanyak 82,69%, lalu Katolik 12,81%). Kemudian pemeluk agama Islam 4,45%, Hindu 0,03% dan Buddha 0,01% [1] [2] Semntara untuk sarana

Buku Cerita Rakyat Sulawesi Kidul ; Tana Toraja Penulis Syamsuddin Simmau Editor Arifuddin A. Gadjong Penerbit Dinas Kebudayaan dan Tamasya Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar, 2005 Total Halaman viii + 175 Bahasa Indonesia dan Inggris ISBN – Buku ini adalah kumpulan cerita rakyat Folk Lore masyarakat Tana Toraja di Sulawesi Daksina. Ada 8 delapan kisahan rakyat yang dimuat dalam daya ini. Setiap cerita rakyat disertai dengan tafsiran bahasa Inggrisnya. Buku kisah rakyat ini diawali dengan sambutan dari Gubernur tahun itu Sulawesi Selatan H. M. Aminsyam dan sambutan dari Kepala Biro Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2005 Drs. H. Syahlan Solthan, Selain sentral cerita rakyat Toraja, juga cak semau kirana Cerita Rakyat Bugis. Adapun cerita rakyat Tana Toraja nan tertera dalam buku ini adalah 1. Petualangan Lakipadada The Adventure of Lakipadada in Getting the Immortal Life 2. Puang Manaek, Kaisar Nona Sakti Puang Manaek, the Powerful Queen 3. Seredukung Gembala Mandraguna Penjaga Salubarani Seredukung, the Magic Herdsman, the Shepherd of Salubarani 4. Tau Tau, Penaung Kewedanan Toraja Tau Tau, the Protector of Torajan Kingdom 5. Ayam Sakti Bulu Pala Invulnerable Rooster of Bulu Pala 6. Sumber Nyawa di Utara The Life Source is the North 7. Atap Rumah dari Biduk The Roof Made of Ship 8. Saga Buttu Kabobong The Legend of Erotic Mountain Sayang sekali, kondisi sosi ini sudah mulai rusak, ada beberapa lembaran nan lepas dari jilidannya. Siasat ini sangat seia bagi orang nan suka membaca folklore kisah rakyat atau bani adam orang yang suka meneliti adapun cerita rakyat dan dalang tokoh narasi tersebut. Cerita rakyat ini boleh juga dijadikan bahan untuk mendongeng, baik untuk momongan anak atau cucu kita ataupun diceritakan saat adu mendongeng yang biasa dilaksanakan di perpustakaan. Koleksi Bibliotek Awam Abdurrasyid Daeng Lurang, Sungguminasa.

Suatuwaktu, Putri Tandampalik duduk di tepi danau yang terletak di tengah pulau itu. Tiba-tiba seekor kerbau putih menghampiri dan menjilati kulit sang Putri dengan lembut. Semula, sang Putri hendak mengusirnya. Tetapi, hewan itu tampak jinak dan terus menjilatinya. Akhirnya, ia diamkan saja. Dongeng La Dana dan Kerbau Sulawesi SelatanBerkisah tentang seorang anak petani cerdik tapi licik, yang menggunakan kecerdikannya untuk memperdaya temannya menurut cerita rakyat Sulawesi Selatan, dahulu kala di Tanah Toraja, Sulawesi Selatan, ada seorang anak petani bernama La Dana merupakan anak pintar dan begitu, masyarakat sekitar kurang begitu menyukainya, karena La Dana seringkali menggunakan kecerdikannya untuk memperdaya orang suatu ketika ada orang toraja meninggal tradisi di Tanah Toraja, jika ada orang meninggal maka pihak keluarga yang ditinggalkan akan mengadakan pesta kematian dengan memotong hewan Dana bersama temannya diundang untuk menghadiri upacara kematian tersebut.“La Dana, mari kita menghadiri pesta kematian tetangga kita.” ujar temannya.“Iya teman. Mari kita kesana.” La Dana menghadiri pesta kematian, sesuai tradisi, diadakan pembagian daging hewan kerbau oleh pihak keluarga kepada para Dana beserta temannya pun mendapat Dana mendapatkan bagian kaki belakang kerbau sementara temannya mendapatkan bagian lebih besar yaitu seluruh badan kerbau kecuali bagian kaki belakang.“Masa aku hanya dapat kaki kerbau sementara temanku dapat seluruh badan kerbau. Aku harus mencari akal.” kata La Dana dalam hati.“Hai teman, aku punya ide. Bagaimana kalau bagian kerbau milik kita berdua kita tukar dengan kerbau hidup. Jadi kita bisa merawat kerbau tersebut sampai gemuk. Setelah gemuk barulah kita potong.” kata La Dana pada temannya.“Idemu sangat bagus La Dana. Engkau memang anak pintar. Baiklah mari kita tukarkan pada orang yang punya kerbau hidup.” kata teman La berdua kemudian mencari orang yang mau menukarkan kerbau hidup miliknya dengan daging kerbau milik mereka mereka menemukan orang yang mau menukar kerbau hidup yang mereka terima lebih kecil, tapi mereka kata La Dana beserta temannya merawat kerbau miliki mereka beberapa lama, La Dana mendatangi temannya kemudian membujuk temannya agar memotong kerbau Dana beralasan sudah tak sabar ingin memakan dagingnya.“Teman, ayo kita potong saja kerbau kita.” kata La Dana.“Jangan dulu. Tunggulah dulu sampai kerbau kita gemuk.” jawab temannya.“Begini saja, kita potong saja bagianku, kaki belakang kerbau itu.” La Dana tidak kehilangan akal.“Ah kamu ini ada-ada saja La Dana. Kalau dipotong kaki belakangnya, kerbau itu pasti mati. Sabarlah sampai kerbau ini gemuk La Dana. Nanti kuberi kau kaki depan kerbau.” temannya menjawab sedikit Dana gembira temannya tersebut mau memberikan kaki depan kini ia memiliki bagian kaki depan dan kaki belakang hari kemudian, La Dana kembali datang ke rumah meminta temannya memotong kerbau tetap menolak namun berjanji akan memberikan bagian badan kerbau asalkan La Dana mau lama kemudian La Dana datang kembali membujuk temannya agar mau memotong Dana tidak bosan-bosannya bolak-balik ke rumah temannya hingga membuat temannya kesal.“Bagaimana teman? sudah terlalu lama aku menunggu untuk memakan daging kerbau ini. Ayolah kita potong saja kerbau kita.” bujuk La Dana.“Bagaimana sih kamu ini La Dana? Tak bisakah kau sabar menunggu kerbau ini gemuk? Sudahlah kau ambil saja kerbau ini. Engkau jangan coba-coba ganggu aku lagi!' temannya sudah tidak tahan mendengar bujukan La Dana sehingga ia memberikan kerbau tersebut pada La Dana gembira kemudian pulang kerumahnya dengan membawa kerbau hidup sifat buruk La Dana, suka menggunakan kecerdikannya untuk memperdaya teman sendiri. TIMESINDONESIA JAKARTA - Toraja, Sulawesi Selatan tak henti-hentinya menghadirkan obyek wisata yang wajib diagendakan bagi wisatawan. Setelah makam para bangsawan Gua Lemo dan Patung Yesus Buntu Burake, Pasar Hewan Bolu Toraja Utara sepertinya tak boleh luput dari agenda kunjungan. Terletak di jalan poros Rantepao-Palopo, Bolu Toraja Utara, lokasinya sangat stategis dan terbilang cukup Cerita Rakyat Tana Toraja - La Dana Dan Kerbau. Cerita rakyat toraja dan sejarah tana toraja yang dikisahkan untuk kali ini adalah cerita rakyat toraja yang singkat tentang La Dana dan kisah cerita legenda toraja dalam cerita rakyat dari tana toraja yang dipublikasikan blog fiksiSelengkapnya mengenai cerita rakyat toraja yang singkat dan pendek disimak saja cerita rakyat yang berasal dari toraja mengenai hewan kerabu dengan judul Ladana dan kerbaunyaCerita rakyat dari Toraja - Ladana dan KerbauDikisahkan dalam cerita rakyat toraja tentang hewan. La Dana adalah seorang anak petani dari Toraja. Ia sangat terkenal akan kecerdikannya. Kadangkala kecerdikan itu ia gunakan untuk memperdaya orang. Sehingga kecerdikan itu menjadi suatu hari ia bersama temannya diundang untuk menghadiri pesta kematian. Sudah menjadi kebiasaan di tanah toraja bahwa setiap tamu akan mendapat daging Dana diberi bagian kaki belakang dari kerbau. Sedangkan kawannya menerima hampir seluruh bagian kerbau itu kecuali bagian kaki La Dana mengusulkan pada temannya untuk menggabungkan daging-daging bagian itu dan menukarkannya dengan seekor kerbau adalah mereka dapat memelihara hewan itu sampai gemuk sebelum disembelih. Mereka beruntung karena usulan tersebut diterima oleh tuan rumahSeminggu setelah itu La Dana mulai tidak sabar menunggu agar kerbaunya gemuk. Pada suatu hari ia mendatangi rumah temannya, dimana kerbau itu berada, dan berkata “Mari kita potong hewan ini, saya sudah ingin makan dagingnya.” Temannya menjawab, “ Tunggulah sampai hewan itu agak gemuk.”Lalu La Dana mengusulkan, “Sebaiknya kita potong saja bagian saya, dan kamu bisa memelihara hewan itu selanjutnya.” Kawannya berpikir, kalau kaki belakang kerbau itu dipotong maka ia akan kawannya membujuk La Dana agar ia mengurungkan niatnya. Ia menjanjikan La Dana untuk memberinya kaki depan dari kerbau setelah itu La Dana datang lagi dan kembali meminta agar bagiannya dipotong. Sekali lagi kawannya membujuk. Ia dijanjikan bagian badan kerbau itu asal La Dana mau menunda beberapa hari berselang La Dana sudah kembali kerumah kembali meminta agar hewan itu dipotong. Kali ini kawannya sudah tidak sabar, dengan marah ia pun berkata,“Kenapa kamu tidak ambil saja kerbau ini sekalian! Dan jangan datang lagi untuk mengganggu saya.”La dana pun pulang dengan gembiranya sambil membawa seekor kerbau ini bersumber dari internet entah fiktif atau nyata, cerita terkadang benar terkadang salah terkadang juga bener ini hanya suatu hiburan semata.

DaftarCerita Rakyat Sulawesi Selatan. By Cemerlang Minggu, 31 Januari 2016 Add Comment. Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di selatan pulau Sulawesi dengan ibukotanya adalah Makassar. Provinsi Sulawesi Selatan dibentuk pada tahun 1960 melalui Undang-Undang No. 47 tahun 1960 dengan gubernur pertama bernama AA.

Cerita rakyat toraja tentang hewan dan manusia adalah kisah cerita rakyat dari toraja sulawesi selatan tentang seorang anak bernama Tulang didi dan Ayam jantan rakyat tana toraja yang dipublikasikan blog fiksi ini bukanlah cerita rakyat toraja yang singkat atau dongeng pendek tetapi dongeng cerita rakyat toraja dalam bahasa indonesia menceritakan mengenai anak pembawa keberuntungan yang cerita rakyat dari toraja beberapa waktu yang lalu cerita rakyat toraja lakipadada telah dipublikasikan blog fiksi ini. Dan untuk kali ini judul cerita rakyat toraja tulang didi' dan ayam jantan yang akan disajikan kepada kisah dalam contoh cerita rakyat toraja tentang hewan dan manusia. Untuk lebih jelasnya cerita rakyat suku toraja dari sulawesi selatan, disimak saja dongeng dan cerita rakyat toraja tulang didi' dibawah iniTulang Didi dan Ayam Jantan AjaibDikisahakan dalan cerita rakyat orang toraja, Pada zaman dahulu kala ada sepasang suami istri yang bernama Dopang dan Bangun. Ketika itu Bangun sang istri sedang hamil tua, selama masa hamil dia suka memakan telur sang bayi pun lahir, pasangan Dopang dan Bangun memiliki bayi laki-laki yang sehat. Mereka memberi nama bayi laki-laki tersebut yaitu Tulang Didi. Dukun yang membantu proses kelahiran itu, melihat sesuatu yang aneh dengan bayi Tulang Dukun seperti melihat keajaiban pada bayi tersebut."Anak kalian yang masih bayi ini kelak akan membawa keberuntungan, bukan hanya untuk kalian berdua tetapi juga seluruh rakyat Toraja," ucap dukun itu, dalam cerita rakyat yang berasal dari torajaCerita Tulang Didi yang akan membawa kemakmuran rakyat Tana Toraja pun, tersebar luas. Semua warga suku toraja gembira mendengarnya. Mereka semua membicarakan tentang Tulang selalu saja ada orang-orang tertentu yang malah dengki, mendengar kabar baik tentang kelahairan anak yang akan membawa keberuntungan bagi rakyat Tana yang benci itu kemudian menyebarkan fitnah, bahwa Tulang Didi kelak akan menyebabkan datangnya musibah kepada seluruh suku Toraja. Sepertinya banyak warga yang percaya mendengar fitnah warga mulai ribut mendengar hal buruk itu dan langsung mendatangi keluarga Dopang."Hai Dopang, ketahuilah anakmu kelak akan membawa musibah bagi suku ini, maka kami meminta kamu untuk membuang anakmu," ucap para warga dalam cerita rakyat tana pun berpikir keras menghadapi masalah yang tidak terduga ini."Baiklah...jika kalian memaksa seperti itu aku tidak hanya akan membuang anakku tetapi juga akan membunuhnya, hanya saja anak ini masih bayi nanti jika umurnya sudah 12 tahun aku akan membunuhnya di hutan sana," ucap Dopang dalam dongeng dan cerita rakyat dari toraja sulawesi itu Dopang dan istrinya Bangun pun masuk kedalam rumah. Lalu Bangun mulai bertanya kepada suaminya,"Bang, kamu tidak serius kan? Mau membunuh anak kita ketika 12 tahun?"Dopang kemudian membisikkan sesuatu ke telinga Bangun.....Kasih Sayang Seorang Ayah Kepada Anaknya tulang didiWaktu cepat berlalu, Tulang Didi sudah menginjak usia 12 tahun. Waktu yang telah ditentukan pun tiba, pagi itu Dopang sudah bersiap membawa Tulang Didi ke tengah sangat sedih berpisah dengan anaknya, Tulang Didi pun juga tidak mengerti kenapa ayahnya mengajak ke hutan dan ibunya masih anak-anak, Tulang Didi tidak hanya bisa bermain. Ayahnya sejak lama mengajarkan Tulang Didi cara bercocok dan Tulang Didi berjalan masuk ke dalam hutan, dia sengaja masuk ke dalam hutan yang lebat dan sangat jauh dari kampungnya. Setelah sampai di tempat tujuan mereka pun mulai malam telah tiba, mereka oun mulai makan ayam panggang di dalam gua yang ditempatinya saat Dopang mulai bercerita kepada anaknya,"Nah sekarang ayah akan menceritakan tujuan kita kemari." Dopang pun mulai menceritakan semua yang terjadi, Tulang Didi pun mendengarkan dengan seksama."Tentunya ayah tidak mungkin membunuhmu, ayah sengaja membawa seekor ayam untuk membuat parang itu terdapat bercak darah, ayah akan bilang ke warga kampung bahwa itu darahmu. Gua ini sudah ayah siapkan sejak lama untukmu," ucap Dopang. yang dikisahkan dalam dongeng dan cerita rakyat yang berasal dari toraja sulawesi selatanDopang meninggalkan Tulang Didi sendirian dan memberitahukan kepada Tulang Didi untuk pulang setelah 5 tahun. Sesampainya di rumah, Dopang pun memanggil para warga dan menunjukkan parang yang berlumuran itu di hutan, Tulang Didi mulai menjalani hidup seorang diri. Dia pun segera bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, selain bercocok tanam dia juga berburu hewan-hewan di kampung, setelah ditinggal Tulang Didi terjadi bencana gagal panen akibat diserang oleh hama hanya hama tikus, kekeringan juga melanda kampung tersebut akibatnya banyak sawah yang padinya mati karena kurang terjadi silih berganti selama bertahun-tahun Tulang Didi dan Ayam Jantan AjaibKisah cerita selanjutnya dalam cerita rakyat toraja tentang hewan dan manusia. Pagi itu, seperti biasanya Tulang Didi bangun pagi-pagi sekali, tetapi ada biasanya dia mendengar suara ayam jantan berkokok. Tulang Didi langsung keluar gua dan melihat ayam jantan di depan gua."Wah ayam yang sangat bagus,"ucap Tulang ayam tersebut berbicara"Terima kasih tapi aku lapar sekali., Apa kamu masih punya makanan?""Hey kamu bisa bicara?"tanya Tulang Didi dengan heran."Apa kamu tidak dengar, cepat aku lapar sekali" Kata ayam Didi yang masih merasa heran, segera memberikan makanan kepada ayam jantan ayam jantan selesai makan, dia pun menceritakan jika dia adalah pengawas hutan tersebut dan dia juga mengetahui alasan Tulang Didi berada di hutan ayam jantan itu sudah mengawasi Tulang Didi dari awal, serta akan mengantarkannya kembali ke kampung halamannya karena Tulang Didi akan genap berusia 17 tahun. Ayam jantan itu juga menceritakan tentang kampungnya yang dilanda bencana selama hal tersebut Tulang Didi meminta untuk mengajaknya pulang, namun ayam jantan melarang untuk pergi karena masih kurang sebulan lagi dia diperbolehkan pulang ke Didi dan Ayam Jantan Ajaib kembali ke kampung halamanSelanjutnya dalam legenda cerita rakyat orang toraja. Tulang Didi akhirnya memiliki teman ayam jantan yang bisa berbicara, dia pun bahagia dan tidak merasa kesepian bulan kemudian, Tulang Didi genap berusia 17 tahun. Sudah saatnya dia pulang ke sampai dikampung dia pun terkejut melihat kampungnya yang kering dan sudah lama sekali tidak ada hujan yang mulai terjadi ketika Tulang Didi berjalan menuju rumahnya, tiba-tiba saja muncul awan hitam dan petir yang menyambar kesana lama kemudian hujan deras mulai turun, Tulang Didi akhirnya dapat bertemu dengan kedua orangtuanya setelah berpisah selama 5 masuk kedalam rumah, Tulang Didi mulai menceritakan selama dia berada di gua dan tidak lupa juga bercerita tentang ayam tersebut."Terima kasih ayam, kamu sudah menjaga putraku selama ini,"ucap Dopang dalam cerita rakyat toraja tentang hewan dan jantan menjawab,"Hehehe...tidak perlu sungkan, anakmu ditakdirkan membawa kemakmuran di kampung ini lagi pula aku sekarang lapar.""Ibu hanya memiliki makanan seperti ini, lihatlah kampung kita sudah bertahun-tahun kesulitan pangan, Hujan pun baru turun saat kedatanganmu," kata Bangun ibu tulang didi'.Keesokan harinya, pagi hari itu seluruh warga kampung terkejut, melihat kampung mereka yang kekeringan berubah menjadi subur. Dopang mulai memanggil seluruh warga kampung agar berkumpul di depan rumahnya."Saudara-saudara lihatlah kampung kita kembali menjadi subur, sesungguhnya apa yang dikatakan dukun beranak dahulu itu benar bahwa anakku akan membawa kemakmuran bagi kampung ini," ucap Dopang kepada warga kampung dalam cerita rakyat toraja dalam bahasa saat itu warga mulai meminta maaf dan memberitahukan jika dia yang menyebarkan fitnah kepada Tulang Didi. Dopang yang mendengar hal itu, langsung memaafkan warga Tulang Didi dan Ayam Jantan AjaibPada sebuah malam bulan purnama yang bersinar terang, ayam jantan mulai berpisah dengan Tulang Didi karena tugasnya sudah selesai."Tulang Didi saatnya kita berpisah, aku akan pergi ke bulan untuk tugas yang baru," kata ayam Didi yang mendengar mulai bersedih dan berkata,"Tapi ayam jantan jangan tinggalkan aku, aku sangat sedih kamu sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri."Ayam jantan pun menjawab,"Sudah tidak perlu sedih, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan jika kamu rindu padaku lihatlah bulan purnama, kamu akan melihat keberadaanku."Ayam jantan mulai terbang ke arah bulan purnama diiringi tangisan Tulang Didi. Sejak saat itu setiap kali bulan purnama tiba, Tulang Didi, ayah dan ibunya serta warga kampung selalu melihat ke arah bulan untuk melihat keberadaan ayam rakyat toraja dan pesan moralnyaPesan moral dalam cerita rakyat toraja dalam bahasa indonesia iniKasih sayang ibu dan ayah kepada anaknya, walaupun bagaimanapun dia akan berusah melidungi adalah perbuatan yang tidak baik, karena fitnah dapat merugikan, seperti fitnah dalam dongeng Tulang Didi dan Ayam Jantan Ajaib, membawa malapetakan bagi semua warga kampung
SukuToraja memiliki sedikit gagasan secara jelas mengenai diri mereka sebagai sebuah kelompok etnis sebelum abad ke-20. Sebelum penjajahan Belanda dan masa pengkristenan, suku Toraja, yang tinggal di daerah dataran tinggi, dikenali berdasarkan desa mereka, dan tidak beranggapan sebagai kelompok yang sama. Meskipun ritual-ritual menciptakan hubungan di antara desa-desa, ada banyak keragaman
APERO Dikisahkan ada seorang perempuan tua yang mandul. Dia memiliki dua hewan peliharaan yang dia sayangi, Anjing dan Kucing. Selain itu, si wanita juga memiliki cincin ajaib. Kalau dia mau makan, maka cukup memutar-mutar cincinnya. Maka dengan tiba-tiba makanan datang terhidang di meja. Terhidang makanan apa saja yang dia inginkan. Pada suatu hari, seekor raja tikus pergi berkunjung kerumah wanita tua itu. Didapati penghuni rumah itu sedang siap-siap untuk makan. Tikus melihat wanita tua memutar-mutar cincinnya, lalu diatas meja tiba-tiba terhidang berbagai jenis makanan. Rahasia cincin wanita tua itu, sekarang diketahui oleh si raja tikus. Setelah itu, si tikus pergi kembali ke rumahnya. Raja tikus tidak pernah berhenti berpikir bagaimana caranya untuk memiliki cincin tersebut. Maka timbul niat di dalam hatinya untuk mencuri cincin itu. Tapi, masalahnya kucing dan anjing peliharaan wanita tua itu selalu menjaganya. Beberapa hari kemudian, tikus datang lagi untuk bertamu ke rumah wanita tua itu, dia menemui anjing dan kucing milik wanita itu. Kemudian dia berkata. “Kucing dan Anjing, aku datang untuk mengundang kalain berdua untuk datang ke pesta di rumahku. Sampaikan juga pada tuan kalian Aku juga mengundang dia.” “Baklah raja tikus, kami akan datang dan akan saya sampaikan pesanmu pada pemilik kami.” Jawab Kucing dan anjing. Setelah itu, raja tikus kembali pulang. Dia kemudian mengumpulkan teman-temannya dan memberi tahu kalau dia akan mengadakan pesta. Dia juga mengundang wanita tua dan dua peliharaanya, anjing dan kucing. Teman-teman tikus gembira sekali menyambut pemberitahuan itu. Waktu pesta di rumah raja tikus tiba. Untuk menghadiri pesta, kucing dan tikus datang bergantian. Sebab kalau keduanya pergi bersamaan. Maka tidak ada yang menjaga si wanita tua. Disepakatilah kalau yang pergi ke pesta lebih dahulu, si kucing. Tetapi agaknya si kucing lupa pulang dari tempat pesta. Sehingga anjing sudah gelisah menunggu gilirannya. Melihat si wanita tua sudah tertidur, akhirnya si anjing pergi menyusul ke pesta di rumah raja tikus. Wanita tua, ditinggal sendirian oleh anjing. Raja tikus melihat kehadiran si anjing, dengan demikian dia tahu kalau rumah si orang tua sudah kosong dari penjagaan. Pergilah raja tikus ke rumah perempuan tua untuk mencuri cincin ajaib. Raja tikus meniup-niup jari tangan wanita tua dengan lembut, lalu menarik perlahan-lahan cincin ajaib. Setelah lepas dia ambil dan dibawanya pergi. Sekembalinya dari pesta, anjing dan kucing mendapati kalau cincin ajaib wanita tua sudah hilang. Bertengkarlah keduanya saling menyalahkan. Pertengkaran keduanya didengar oleh wanita tua karena dia terbangun, lalu dia bertanya sebab apa mereka bertengkar. Mereka menjelaskan karena cincin di jari tuannya sudah hilang. Perempuan tua itu memperhatikan jarinya, dia mendapati cincin ajaib di jarinya sudah tidak ada. Kejadian itu membuat hati wanita tua menjadi kecewa sekali. Oleh sebab itu dia kemudian mengusir anjing dan kucing dari rumahnya. Maka pergilah anjing dan kucing dari rumah tuannya. Setelah itu, kembali bertengkar keduanya untuk saling menyalahkan. Anjing mulai marah, dia berusaha membunuh kucing. Kucing kemudian berlari dan naik ke atas pohon. Kucing dan anjing tidak pernah akur lagi. Sebab hilang karena dicuri tikus dan masalah berawal dari undangan pesta raja tikus. Sejak saat itu, anjing-kucing dan tikus tidak pernah akur lagi. Mereka saling bersumpa bersumpa kalau dia tidak akan baik lagi dengan anjing, maka kotorannya pun tidak akan dia perlihatkan pada anjing. Kucing dan ajing pun selau mengubur kotorannya. Itulah sebabnya kucing selau mengubur kotorannya. Anjing juga mengubur kotorannya walau tidak serapi kucing. Rewrite Tim Apero Selita, Dadang 19 November Muhammad Sikki, Dkk. Struktur Sastra Lisan Toraja Transkripsi dan Terjemahan. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986. Sy. Apero Fublic
.
  • 6rrw6hmdur.pages.dev/897
  • 6rrw6hmdur.pages.dev/446
  • 6rrw6hmdur.pages.dev/575
  • 6rrw6hmdur.pages.dev/257
  • 6rrw6hmdur.pages.dev/414
  • 6rrw6hmdur.pages.dev/321
  • 6rrw6hmdur.pages.dev/372
  • 6rrw6hmdur.pages.dev/830
  • 6rrw6hmdur.pages.dev/640
  • 6rrw6hmdur.pages.dev/178
  • 6rrw6hmdur.pages.dev/533
  • 6rrw6hmdur.pages.dev/747
  • 6rrw6hmdur.pages.dev/974
  • 6rrw6hmdur.pages.dev/359
  • 6rrw6hmdur.pages.dev/976
  • cerita rakyat toraja tentang hewan