Selamalebih kurang sembilan bulan, reaksi-reaksi terhadap HMI barulah berakhir. Masa sembilan bulan itu dipergunakan untuk menjawab berbagai reaksi dan tantangan silih berganti, yang semuanya itu untuk mengokohkan eksistensi HMI sehingga dapat berdiri tegar dan kokoh. Maka diadakanlah berbagai aktivitas untuk popularisasi organisasi dengan mengadakan ceramah-ceramah ilmiah dan rekreasi malam
- Panglima Besar Jenderal Soedirman sempat berselisih paham dengan Presiden Sukarno ketika Belanda melancarkan agresi militer keduanya pada akhir Desember 1948. Soedirman dengan tegas menolak upaya diplomasi karena Belanda berkali-kali ingkar janji. Sedangkan Sukarno masih percaya bahwa diplomasi menjadi jalan terbaik untuk mewujudkan kemerdekaan RI yang mengajak presiden untuk bergerilya bersamanya, namun Sukarno tetap bertahan di ibukota, Yogyakarta. Kekhawatiran sang panglima besar menjadi kenyataan. Sukarno, Mohammad Hatta, dan para pejabat penting negara ditangkap Belanda, kemudian diasingkan ke luar Soedirman tidak mengira, ternyata perjuangan lewat diplomasi terus berlanjut. Pemerintahan Darurat Republik Indonesia PDRI di Bukittinggi, Sumatera Barat, bertugas menjaga eksistensi negara. Sementara di mancanegara, para personil Kementerian Luar Negeri beserta sejumlah tokoh Indonesia lainnya bergerak, menggalang dukungan dari dunia juga Jalan Perlawanan Mantan Pentolan PDRI Amir Sjarifoeddin Perdana Menteri, Kiri, dan Dihukum Mati Sukarno-Hatta Dwitunggal yang Tanggal Soedirman wafat pada 29 Januari 1950 setelah bergerilya dalam kondisi sakit. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, sang jenderal tersenyum lega. Jalur perundingan yang semula disangsikannya membuahkan hasil kendati harus dilakoni dengan proses yang tidak mudah. Indonesia menjadi negara berdaulat penuh berkat andil para pejuang diplomasi, termasuk mereka yang bernaung di Kementerian Luar Negeri dari Meja ke Meja Tanggal 19 Agustus 1945, dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan RI atau tepat hari ini 73 tahun lalu, Kementerian dulu ditulis Kementrian Luar Negeri berdiri, bersamaan dengan dibentuknya Kabinet Presidensial, kabinet pertama setelah Indonesia Soebardjo, yang semasa era pergerakan nasional berpengalaman dalam urusan internasional bersama Hatta, ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri RI yang pertama. Namun, ia menempati jabatan ini hanya beberapa pekan saja sampai 14 November 1945, lalu digantikan Soetan Sjahrir. Kelak, Soebardjo kembali menjadi Menlu sejak 27 April 1951. Baca juga Pardjo, Ajudan Jenderal yang Dua Kali Jadi Menteri Kelahiran TNI Mulanya Tidak Direstui Ulah Belanda Memantik Murka Rakyat Surabaya Bulan April 1946, untuk pertamakalinya pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, mengirimkan misi diplomatik pertamanya, yakni ke Belanda untuk berunding dengan pihak Sekutu. Agustus di tahun yang sama, Kemenlu berperan mengirimkan bantuan beras untuk rakyat India yang sedang diterpa misi diplomasi resmi pertama yang diteken Kemenlu RI adalah Perundingan Linggarjati pada 25 Maret 1947. Sjahrir bersama Soesanto Tirtoprodjo, Mohammad Roem, dan Gani maju ke meja perundingan, berhadapan dengan delegasi Belanda yang diisi oleh Wim Schermerhorn, van Mook, Maz van Poll, dan Lord sejumlah poin yang disepakati dalam Perundingan Linggarjati, termasuk gencatan senjata, ternyata dilanggar oleh Belanda, dengan dalih perbedaan tafsir. Abdul Haris Nasution dalam Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia 1991 mengungkapkan, Belanda berulah dan memicu bentrokan di beberapa daerah hlm. 439. Akibatnya, terjadilah Agresi Belanda I sejak 21 Juli 1947. Pemerintah RI melalui Kemenlu tentu saja tidak tinggal diam. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa DK-PBB didesak supaya menindak Belanda. PBB langsung merespons dengan mengeluarkan resolusi tertanggal 1 Agustus 1947 berisi peringatan agar konflik bersenjata dihentikan. Ultimatum PBB dan kecaman dunia internasional membuat nyali Belanda ciut. Tanggal 15 Agustus 1947, dikutip dari buku Sejarah Revolusi Indonesia 1989 karya Nyoman Dekker, pemerintah Kerajaan Belanda menyatakan akan menerima resolusi DK-PBB untuk menghentikan agresi militernya hlm. 75.Tanggal 8 Desember 1947, meja diplomasi kembali digelar, di atas Kapal USS Renville milik Amerika Serikat yang sedang bersandar di perairan Jakarta. Kali ini, Sjahrir sudah tidak lagi menjabat sebagai Menlu RI, digantikan oleh Haji Agus Salim –negarawan senior mantan tokoh Sarekat Islam SI – yang menjabat sejak 3 Juli 1947. Bersama Perdana Menteri Amir Syarifudin, juga Ali Sastroamijoyo, Dr. Tjoa Sik Len, Mohammad Roem, Mr. Narsun, Dr. J. Leimena, dan Ir. Juanda, Agus Salim mewakili Indonesia dalam Perundingan Renville Mukayat, Haji Agus Salim, The Grand Old Man of Indonesia, 1981 74.Baca juga Alotnya Perundingan Roem-Royen Menuju Kedaulatan RI Manuver AS Merugikan Indonesia di Perjanjian Renville Agresi Militer I Saat Belanda Mengingkari Perjanjian Linggarjati Perundingan Renville diadakan untuk menentukan batas antara wilayah Indonesia dengan wilayah Belanda atau yang disebut sebagai Garis van Mook. Kendati sebenarnya isi perjanjian ini lebih menguntungkan kubu Belanda, delegasi Indonesia terpaksa sepakat demi menghindari konflik perundingan yang dianggap merugikan Indonesia inilah yang membuat Jenderal Soedirman kian tidak percaya kepada Belanda. Begitupula dengan kelompok gerilyawan lainnya, termasuk Maridjan Kartosoewirjo yang membentuk Darul Islam/Tentara Islam Indonesia DI/TII, juga pecahnya pemberontakan Partai Komunis Indonesia PKI di Madiun ala Musso pada 18 September Diplomasi Tanpa Henti Belanda lagi-lagi melanggar kesepakatan. Tanggal 19 Desember 1948, terjadi Agresi Militer Belanda II. Para pimpinan negara Indonesia, termasuk Sukarno, Hatta, dan Agus Salim, ditawan. Beruntung, PDRI berhasil dibentuk di Bukittinggi, Sumatera Barat, sebagai bukti bahwa negara Indonesia masih yang dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara, merangkap jabatan sejumlah menteri termasuk Menteri Luar Negeri, tidak hanya bergerak di dalam negeri saja, melainkan juga terus menjalin koneksi dengan tokoh-tokoh Indonesia yang sedang berada di 31 Maret 1949, Syafruddin Prawiranegara mengumumkan penyempurnaan susunan pimpinan PDRI, di dalamnya tercatat Alexander Andries Maramis, sebagai Menteri Luar Negeri yang berkedudukan di New Delhi, juga Palar, Perwakilan Indonesia Pertama di PBB yang Terlupakan Syafruddin Prawiranegara Menyelamatkan Republik, Lalu Membelot Pendidikan Tanpa Sekolah ala Agus Salim Selain Maramis selaku Menlu PDRI, ada pula para pejuang diplomasi lainnya di luar negeri, seperti Dr. Soedarsono sebagai wakil RI di India, Soemitro Djojohadikoesoemo yang saat itu sedang di Amerika Serikat untuk menjalin kerjasama ekonomi, juga Lambertus Nicodemus Palar Rosihan Anwar, Sejarah Kecil “Petite Histoire” Indonesia Volume 3, 2004 119.Nama yang disebut terakhir, LN. Palar, sejatinya sudah cukup lama berjuang di luar. Ia adalah perwakilan Indonesia di PBB sejak 1947, dan menjadi pahlawan RI di forum internasional manakala Belanda melanggar perjanjian yang telah Maramis, dan lainnya terus bergerilya dari negara ke negara ketika masa-masa darurat pada 1949 itu. Mereka, misalnya, diundang Perdana Menteri India, Jawaharlal Nehru, untuk menghadiri Konferensi Inter-Asia di New Delhi pada 20-23 Januari 1949 yang khusus membahas persoalan Indonesia. Dikutip dari Harry A. Poeze dalam buku Di Negeri Penjajah Orang Indonesia di Negeri Belanda 1600-1950 2008, Palar dan kawan-kawan terus melobi PBB agar sekali lagi bersikap tegas terhadap Belanda, hingga menghasilkan Resolusi DK-PBB tanggal 28 Januari 1949 hlm. 380.Resolusi DK-PBB membuat Belanda semakin terdesak, ditambah pula dengan terjadinya Serangan Umum 1 Maret 1949. Dilangsungkanlah Perundingan Roem-Royen yang berlangsung cukup alot sedari tanggal 14 April 1949 di Hotel Des Indes, 7 Mei 1949, Perundingan Roem-Royen ditandatangani yang menghasilkan kesepakatan bahwa akan diadakan Konferensi Meja Bundar KMB untuk membahas rencana penyerahan kedaulatan penuh serta tanpa syarat dari Belanda kepada juga Warisan Utang Belanda Tumbal Pengakuan Kedaulatan Resolusi PBB yang Menghentikan Agresi Militer Belanda Mohammad Natsir Berdiri di Antara Islam dan Negara KMB diselenggarakan secara berkelanjutan dari 23 Agustus 1949 ketika posisi Menteri Luar Negeri dijabat kembali oleh Haji Agus Salim. Pada periode itu, Agus Salim juga gencar menggalang sokongan dari dunia internasional agar mendukung 20 Desember 1949, jabatan Menlu dilanjutkan oleh Hatta yang berjasa besar dalam negosiasi yang berlangsung tidak mudah. KMB pun menjadi rangkaian awal bagi Indonesia untuk menjadi negara yang seutuhnya. Dan, sejak 27 Desember 1949, Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara Lanjutan dan Terkini Selepas 1950, pemerintah disibukkan dengan urusan-urusan dari dalam negeri sendiri, terutama mengatasi pihak-pihak yang mengancam keutuhan negara. Sepanjang periode itu, posisi Menlu bergantian dijabat oleh Mohammad Roem, Mohammad Natsir, Achmad Soebardjo, Wilopo, Moekarto Notowidigdo, Soenario Sastrowardoyo, Ide Anak Agung Gde Agung, Roeslan Abdulgani, hingga dasawarsa berselang, Menlu Soebandrio mengemban tugas utama yaitu perjuangan merebut kembali Irian Barat. Pada awal dekade 1960 itu, wilayah Irian Barat masih menjadi sengketa antara Indonesia dengan Belanda karena belum ada titik temu saat KMB Amarulla Octavian, Militer dan Globalisasi, 2012 139.Richard Chauvel dalam Constructing Papuan Nationalism 2005 memaparkan, sengketa Irian Barat, yang ternyata juga melibatkan Amerika Serikat, akhirnya dibahas melalui Perjanjian New York. Isinya, Belanda harus menyerahkan Papua bagian barat kepada Indonesia selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 1963 hlm. 30.Persoalan Irian Barat nyaris tuntas kendati direcoki oleh kepentingan Amerika. Di sisi lain, situasi di dalam negeri justru diguncang tragedi. Peristiwa Gerakan 30 September G30S 1965 menjadi sinyal berakhirnya era Orde Lama pimpinan Presiden Sukarno, dan mulai beralih ke rezim Orde Baru yang dimotori juga Orde Baru Membunuh Sukarno Pelan-Pelan Ambisi Amerika di Balik "Pembebasan" Irian Barat Adam Malik Pengikut Tan Malaka yang Menjadi Wapres Soeharto Selama Orde Baru, fokus Departemen Luar Negeri nama anyar untuk Kementerian Luar Negeri, lebih fokus untuk mempererat jaringan internasional, dengan mengusung prinsip bebas-aktif serta tidak memihak, di antaranya melalui Gerakan Non-Blok, ASEAN, APEC, G-15, G-20, dan itu, Departemen Luar Negeri RI juga berjuang untuk mewujudkan pengakuan terhadap Indonesia sebagai negara kepulauan dalam perjuangan hukum laut atau UNCLOS United Nation Convention on Law of the Sea, serta menggalang pengakuan internasional untuk Orde Baru tumbang pada 1998, dilanjutkan era reformasi hingga pemerintahan Presiden Jokowi sejak 2014, Kemenlu RI yang dipimpin Menlu Retno Marsudi mengemban tugas utama untuk memagari potensi disintegrasi bangsa, membantu pemulihan ekonomi dan peningkatan citra Indonesia, serta meningkatkan kualitas pelayanan dan perlindungan WNI di luar negeri. - Humaniora Penulis Iswara N RadityaEditor Nuran Wibisono
Ketiga proklamasi adalah pintu gerbang pembangunan nasional. Perjuangan merebut kemerdekaan sudah berakhir, tapi pembangunan untuk mencapai cita-cita yang dicanangkan para Pendiri Bangsa perlu waktu lama dan tidak pernah usai. Itu dimulai sejak detik proklamasi dibacakan, terus berlangsung selama Negara Indonesia masih ada.
Sejarah dunia dipenuhi dengan konflik dan peperangan yang mempengaruhi banyak aspek di negaranya. Salah satu jenis konflik yang paling umum adalah perjuangan untuk meraih beberapa negara yang harus melalui serangkaian konflik berdarah untuk mencapai hidup merdeka. Di bawah ini adalah lima negara yang berperang dengan brutal untuk meraih kemerdekaan Amerika Serikatilustrasi amerika serikat SaylesPerjuangan untuk kemerdekaan Amerika Serikat dimulai pada tahun 1775 dan berlangsung selama delapan tahun. Perang kemerdekaan Amerika melibatkan pasukan Amerika yang dipimpin oleh George Washington melawan pasukan ini berlangsung dengan cara yang sangat brutal, dengan banyak pertempuran sengit yang terjadi di seluruh negeri. Secara keseluruhan, sekitar orang tewas dalam perang Vietnamilustrasi penduduk vietnam SonVietnam merdeka dari Prancis pada tahun 1954 setelah perjuangan selama delapan tahun. Namun, kemudian Vietnam terpecah menjadi dua negara, Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. Ketika Amerika Serikat mengirimkan pasukannya ke Vietnam Selatan pada tahun 1965, perang Vietnam ini sangat brutal, dan kedua belah pihak melakukan kekejaman terhadap warga sipil dan militer lawan. Perang Vietnam berakhir pada tahun 1975 ketika Vietnam Utara menaklukkan Vietnam Indonesiailustrasi bendera Indonesia Hasbi SaniskoroNegara kita tercinta juga meraih kemerdekaan dengan cara peperangan yang sangat brutal. Sejak memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 pihak penjajah Belanda tidak mengakui kedaulatan negara kita. Belanda melakukan agresi militer ke seluruh wilayah terjadi hampir di seluruh pelosok negeri. Dari kota hingga ke pelosok desa dan hutan, seluruh rakyat Indonesia mengangkat senjata menghadapi Belanda yang ingin merebut kembali kemerdekaan kita. Ratusan ribu nyawa masyarakat Indonesia terkorban dalam peperangan ini. 4. Aljazairilustrasi perang aljazair RamdaniPerjuangan untuk kemerdekaan Aljazair dimulai pada tahun 1954 dan berlangsung selama delapan tahun. Aljazair berjuang untuk merdeka dari Prancis, dan perjuangan ini termasuk serangkaian serangan terorisme dan ini sangat brutal, dan kedua belah pihak melakukan kekejaman terhadap warga sipil dan militer lawan. Perang Aljazair berakhir pada tahun 1962 ketika Aljazair mendapatkan Zimbabweilustrasi tentara zimbabwe DenheZimbabwe, yang dahulu dikenal sebagai Rhodesia, merdeka dari Inggris pada tahun 1980 setelah perjuangan selama tujuh belas tahun. Perjuangan ini melibatkan gerilya dan kekerasan antara pasukan pemerintah Rhodesia dan gerilyawan ZANU dan ini sangat brutal, dengan kekerasan terhadap warga sipil yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Perjuangan Zimbabwe untuk kemerdekaan berakhir ketika Inggris setuju untuk memberikan kemerdekaan kepada negara dari Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 "Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa". Maka perjuangan setiap negara di dunia untuk meraih kemerdekaannya patut kita hormati. Tak lupa kita juga harus selalu mendoakan para pahlawan Indonesia yang sudah berkorban untuk kemerdekaan Indonesia. Baca Juga 7 Negara yang Merayakan Kemerdekaan Bulan Mei, Sudah Tahu? IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Sejakpenjajah barat unruk pertama kalinya menginjakan kakinya didaerah nusantara dan melakukan pemerasan, penindasan, perampasan kemerdekaan terhadap rakyat Nusantara ini, maka sejak saat itu juga rakyat Indonesia melakukan perjuangan untuk melawan penjajah dengan upaya merebut kembali kemerdekaan yang direnggut oleh para penjajah itu
Indonesia sempat dijajah Portugis, Belanda, dan Jepang Pemasangan ribuan bendera Merah Putih di di Poetoek Suko, Trawas, Mojokerto, Jawa Timur untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan ke-75 RI. ANTARA FOTO/Zabur Karuru Jakarta, IDN Times - Indonesia hari ini berusia 75 tahun. Generasi baru anak bangsa tak merasakan pahitnya perjuangan dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Mereka semua bisa menikmati jerih payah para pendahulu yang berjuang hingga Indonesia bisa seperti saat perjuangan panjang hingga akhirnya bangsa ini bisa memproklamasikan kemerdekaan yang selalu kita rayakan setiap 17 Agustus. Bahkan, dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, bangsa ini pernah merasakan sejarah kelam dijajah oleh bangsa rakyat untuk melawan penjajahan dimulai sejak tiba di Malaka pada 1509. Di bawah pimpinan Alfonso de Alburquerque mereka ingin memperluas kekuasaan di Tanah Air demi mengeruk sumber kekayaan alam yang dimiliki, termasuk rempah-rempah. Tapi perlawanan sengit digaungkan Fatahillah pada masa ituSetelah bertahun-tahun berjuang melawan Portugis, banyak negara mencoba mengambil alih kekuasaan di Indonesia. Dipimpin Cornelis de Houtman, Belanda akhirnya bisa masuk pertama kali ke Indonesia melalui Banten, Mereka memiliki tujuan yang sama, yakni ingin menguasai cerita, perjuangan pun terus dilanjutkan dalam melawan penjajahan. Mereka terus tanpa henti melakukan perlawanan untuk bisa merdeka, hingga perjuangan mereka pun akhirnya menuai peristiwa penting yang terjadi dalam perjuangan hingga bisa memproklamasikan kemerdekaan. Berikut ini adalah beberapa momen kejadian dalam sejarah kemerdekaan Masa pendudukan Belanda hingga JepangMabes ABRI - Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI - Repro. Buku "40 Tahun Angkatan Bersenjata Republik Indonesia"Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, tercatat Belanda mendirikan Vereenigde Oostindische Compagnie atau disingkat VOC, yaitu kongsi dagang Hindia Timur Belanda yang memiliki hak istimewa di Indonesia dalam urusan perdagangan. Mereka berhasil memonopoli perdagangan Indonesia, melakukan penindasan, sampai pemerasan kepada di tengah jalan VOC dibubarkan, kolonialisme Belanda tak berhenti begitu saja. Mereka mendirikan pemerintah Hinda Belanda yang membuat bangsa ini semakin sengsara, karena sistem tanam paksa dan membangun fasilitas jalan di beberapa wilayah Pulau hari tokoh-tokoh bangsa tak berhenti menyuarakan kemerdekaan. Mereka terus menggalang kekuatan untuk melawan dan berjuang hingga banyak yang gugur di medan perang. Hingga, akhirnya Belanda berhenti menguasai Indonesia usai 350 tahun melakukan pada 1942 Belanda menyerahkan Indonesia kepada Jepang tanpa syarat dalam perjanjian Kalijati. Indonesia kembali diduduki oleh bangsa asing di tanahnya sendiri. Selama kurun waktu tiga tahun lebih, rakyat terus berjuang hingga secercah harapan untuk bisa merdeka muncul. Baca Juga 9 Fakta Unik Proklamasi Indonesia, Millennials Sudah Tahu? 2. Jepang menyerah dari sekutu usai kalah di perang pasifikAwan jamur yang dihasilkan ledakan Bom Atom Little Boy di Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Bangsa Indonesia mulai di atas angin usai Jepang mengakui kekalahan dari sekutu. Mereka tak lagi digdaya setelah 14 ribu lebih rakyat menjadi korban akibat luluh lantahnya Hiroshima oleh bom atom pada 6 Agustus 1945 dan Nagsaki tiga hari dari peristiwa itu Jepang siap melepaskan Indonesia. Setelah mendengar kabar tersebut ditambah pasukan Jepang yang sudah diambang kehancuran, para tokoh senior kala itu langsung bergerak cepat guna menegaskan jika bangsa Indonesia ingin sejarah kemerdekaan Indonesia mencatat, tokoh senior langsung menginisiasi berdirinya Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, yang diketuai Dr. Radjiman Widyodiningrat. Namun, tak lama berselang badan tersebut berganti nama jadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI yang dipimpin oleh dwitunggal, Sukarno dan Mohammad ditemani Sukarno dan Hatta pun diterbangkan ke Vietnam pada 10 Agustus untuk bertemu Panglima Tentara Jepang di Asia Tenggara Marsekal Hisaichi Terauchi. Di sana disepakati Negeri Matahari Terbit memberikan kemerdekaan ke Penculikan Sukarno dan Hatta ke RengasdengklokProklamator Republik Indonesia, Wakil Presiden Mohammad Hatta kiri dan Sukarno kanan dalam sebuah pertemuan di masa Revolusi Nasional antara tahun 1945 hingga 1949. Dok. Perpustakaan NasionalPada waktu bersamaan saat ketiga tokoh penting berada di Vietnam, golongan muda seperti Sutan Syahrir dan pejuang lainnya bergerilya untuk menyuarakan Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaannya. Mereka tak mau mengikuti hasil pertemuan pimpinan PPKI di Vietnam, karena tak mau menganggap kemerdekaan itu hadiah dari Syahrir dan rekan-rekannya seperti Wikana, Sukarni, Chairul Saleh, Aidit, sampai Soebadio menemui dwitunggal yang baru pulang dari Vietnam untuk mendesak mereka segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun, Sukarno dan Hatta tak mau mengikutinya, karena mempercepat hal itu berisiko bisa menimbulkan pertumpahan darah, terlebih mereka belum yakin Jepang sudah sejarah kemerdekaan Indonesia, golongan pemuda tercatat nekad menculik Sukarno dan Hatta yang jadi ketua PPKI dan membawanya ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 dini hari WIB. Di sana keduanya kembali didesak untuk memproklamasikan kemerdekaan lebih awal dari waktu yang sudah ditentukan pada 24 Agustus 1945. Perdebatan pun akhirnya kembali muncul, karena diwitunggal masih bersikukuh dengan waktu yang sudah tersebut sempat deadlock, sampai akhirnya setelah Achmad Subardjo menyusul Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia itu, mereka bersepakat untuk mempercepat pembacaan proklamasi, dengan syarat, Subardjo bisa membawa Sukarno dan Hatta kembali ke Jakarta dan menyiapkan Persiapan dan perumusan teks proklamasiNaskah Konsep Teks Proklamasi tulisan tangan asli Presiden pertama RI Sukarno. IDN Times/Irfan FathurohmanRombongan pun langsung pergi ke kediaman Laksamana Maeda di Jakarta. Mereka membahas mengenai hal-hal yang sudah disepakati bersama dengan golongan muda. Ketiganya pun dipertemukan oleh Maeda dengan Kepala Pemerintah Militer Gunseikan di markasnya untuk membahas upaya tindaklanjut yang akan saja, Jepang tak memberikan izin terkait hal itu. Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan menemui ketiga tokoh tersebut melarang Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Mereka diminta tetap menjalankan semuanya seperti rencana awal dan tak mau ada perubahan status-quo sambil menunggu kedatangan gelagat tidak baik, ketiganya pun akhrinya memutuskan menggelar sidang PPKI untuk segera mempercepat waktu membacakan proklamasi Indonesia. Mereka bersama anggota PPKI dan beberapa golongan muda pun kembali ke rumah Maeda untuk mempersiapkan hal tersebut, termasuk merumuskan teks sejarah kemerdekaan Indonesia, perumusan teks proklamasi dilakukan oleh Sukarno, Hatta, dan Soebardjo secara bersama-sama, serta disaksikan beberapa golongan muda seperti Sukarni, Sudiro dan BM Diah. Hingga akhirnya konsep yang dibuat pun selesai, dan Sayuti Melik langsung mengetik naskah yang siap dibacakan pada 17 Agustus 1945 Pembacaan teks proklamasi untuk pertama kali dalam sejarah kemerdekaan IndonesiaSukarno dan Mohammad Hatta saat pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, disaksikan oleh tokoh-tokoh nasionalis lain dari berbagai daerah, bertempat di kediaman pribadi Soekarno yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta Pusat kini Tugu Proklamasi. Repro. "Bung Karno Penjambung Lidah Rakjat Indonesia" Jakarta Gunung Agung, 1966Penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pada 17 Agustus 1945 hingga pukul WIB. Mereka pun langsung bergegas menyiapkan hal-hal teknis jelang detik-detik pembacaan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 pukul WIB, di halaman rumahnya sendiri di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, Sukarno membacakan naskah proklamasi diikuti pidato singkatnya. Setelah itu, bendera Merah Putih yang sudah dijahit oleh Fatmawati pun dikibarkan oleh prajurit PETA, Latief Hendradiningrat, setelah sebelumnya Trimurti menolak upacara tersebut berjalan sederahan, para peserta yang hadir tetap mengikuti prosesnya dengan khidmat. Prosesi yang berjalan tanpa protokol tersebut tetap berjalan dengan sangat baik dan tak mengurangi nilai kebahagiaan rakyat Indonesia yang pertama kalinya merasakan pewarta pun dengan sigap menyebarluaskan berita bahagia tersebut ke pelbagai penjuru negeri melalui radio dan penyebaran dengan media masa. Walau mengalami kendala karena Jepang melarang untuk menyebarluaskannya, peristiwa dalam sejarah kemerdekaan Indonesia itu tetap bisa disampaikan kepada seluruh rakyat beberapa peristiwa-peristiwa penting yang diceritakan secara singkat dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Baca Juga Keren, Naskah Konsep Teks Proklamasi Sukarno Siap Dipamerkan di Istana Berita Terkini Lainnya
PERJUANGANMEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN Oleh : Ananda Krisna(02) Agung Anjasmara(04) Arya Raditya Januriawan (06) Janardana(16) Suhartawan(27) Pertempuran ini berakhir setelah sekutu datang dan melucuti senjata Jepang. • Pertempuran Medan Area Pertempuran ini dipicu karena datangnya sekutu yang mebonceng NICA, mendarat di kota Medan dan
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 agustus 1945, rupanya bukan akhir perjuangan bagi bangsa Indonesia. Masih terjadi pertempuran setelah kemerdekaan untuk mempertahankan kedaulatan bangsa dari penjajah yang ingin menguasai wilayah Indonesia kembali. Pada tanggal 29 September 1945, Pasukan Sekutu Hindia Belanda AFNEI mulai mendarat di Tanjung Priok di bawah komando Letnan Jenderal Philip Christine. Awalnya pasukan Sekutu disambut baik oleh pihak Indonesia. Namun ketika mengetahui bahwa pasukan Sekutu sedang dikawal oleh Dutch Indies Civil Administration NICA, pihak Indonesia menjadi curiga dan melancarkan serangan balik. Pasukan NICA saat itu ditempatkan di bawah komando Van der Plath sebagai wakil Van Mook. Ada lima pertempuran setelah kemerdekaan yang masih terjadi di Indonesia. seperti Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Surabaya, Bandung Lautan Api, Pertempuran Medan Area, dan Pertempuran Puputan Margarana. Simak penjelasannya berikutnya di bawah ini Pertempuran Setelah Kemerdekaan Berikut ini 5 pertempuran setelah kemerdekaan yang masih terjadi di Indonesia 1. Pertempuran Ambarawa Pertempuran Ambarawa terjadi setelah kemerdekaan ketika pasukan Sekutu mendarat di Semarang, Jawa Tengah. Pasukan yang dipimpin Brigjen Bethel mendarat pada 20 Oktober 1945 dan melakukan kerusuhan terhadap Magelang. Karena itu, orang-orang Magelang memboikot dan menyerang orang-orang Sekutu yang masuk. Akibat perlawanan ini, tentara terpaksa mundur ke Ambarawa. Pasukan Keamanan Rakyat TKR dipimpin oleh Kolonel Soedirman mengejar dan mengepung daerah Ambarawa. Pertempuran yang dikenal dengan nama Palagan Ambarawa ini berlangsung selama empat hari, 12-15 Desember 1945. Pertempuran tersebut dimenangkan oleh TKR pada tanggal 15 Desember 1945. Hari itu kemudian dijadikan sebagai Hari Pertempuran Kartika TNI Angkatan Darat. 2. Pertempuran Surabaya Pertempuran Surabaya terjadi setelah Indonesia merdeka. Pasukan Sekutu di bawah komando Brigadir Mallaby yang sampai di Surabaya tanggal 25 Oktober 1945. Tiga hari kemudian, tanggal 28 Oktober 1945, terjadi pertempuran antara pasukan Sekutu dan warga Surabaya. Di mana kematian Mallaby telah membuat marah sekutunya dan memberikan ultimatum kepada rakyatnya. Mereka meminta para militan untuk menyerah pada pukul 1800 pada tanggal 9 November 1945. Jika tidak terpenuhi, maka Sekutu menyerang Surabaya pada 10 November 1945. Bung Tomo menyulut semangat mereka yang justru melawan Sekutu alih-alih mengikuti perintah Sekutu. Pertempuran terakhir tidak terhindarkan. Pada tanggal 10 November 1945, terjadi pertempuran berdarah di kota Surabaya. Hari tersebut kemudian disebut Hari Pahlawan. 3. Bandung Lautan Api Perjuangan mempertahankan kemerdekaan tidak hanya terjadi di Ambarawa dan Surabaya, tetapi juga di Bandung. Penangkapan Sekutu oleh Jepang mulai menduduki kota Bandung. Pada tanggal 27 November 1945, pasukan Sekutu memerintahkan para pejuang untuk meninggalkan daerah Bandung Utara. Ultimatum tersebut memang ditolak oleh para pejuang. Tentara Republik Indonesia TRI setuju untuk mundur dari Bandung setelah pemerintah pusat Jakarta turun tangan. Para pejuang menyerbu garnisun Sekutu sebelum meninggalkan Bandung pada 23-24 Maret 1946. Pejuang tidak hanya menyerbu kota Bandung, tetapi juga membakarnya hingga rata dengan tanah. Pertempuran tersebut akhirnya dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api. 4. Pertempuran Medan Area Pertempuran pun pecah di Sumatera, lebih tepatnya di kota Medan. Pasukan Sekutu yang dikawal oleh NICA tiba di Medan pada tanggal 9 Oktober 1945 dan dikawal oleh Kelly. Sebelum Kelly, NICA mendaratkan pasukan yang dipimpin oleh Westerling. Tidak diam, para pemuda Medan segera membentuk TKR. Pada tanggal 13 Oktober 1945, pecah pertempuran di tempat yang kemudian dikenal sebagai Medan Area. 5. Pertempuran Puputan Margarana Selain Medan, pertempuran pasca kemerdekaan terjadi di luar Jawa di wilayah Bali. Pertempuran tersebut melibatkan pasukan Belanda dan pasukan TKR Divisi Sunda Kecil yang dipimpin oleh Kolonel I. Gusti Ngurah Rai. Peperangan berlangsung dari pagi hingga siang hari pada tanggal 20 November 1945. Pasukan I Gusti Ngurah Rai berhasil mengusir pasukan Belanda. Belanda yang putus asa kemudian meminta bala bantuan. Bantuan tambahan tidak membuat takut I Gusti Ngurah Rai dan pasukan. Pasukan TKR terpaksa bertahan sampai titik darah penghabisan sampai mereka mati. Pertempuran di Bali ini dikenal dengan nama Puputan Margarana. Buku Sejarah Indonesia Modern yang ditulis Ricklefs bisa kamu jadikan referensi sejarah Indonesia pasca kemerdekaan yang ternyata masih banyak perjuangan. Banyak tragedi yang dituliskan penulis dengan sumber-sumber primer bagi sebagian besar periode ini ditulis. Roda sejarah terus berputar dan Ricklefs terus memperbarui bukunya ini. Kehadiran buku versi bahasa Indonesia ini terasa lengkap menuliskan perkembangan Indonesia sehingga cocok untuk pembaca pemula sekalipun untuk mengenal sejarah. Buku ini sendiri bisa kamu pesan dan beli di Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya. promo diskon
PERJUANGANKEMERDEKAAN INDONESIA. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah IPS 2 Sejak pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945 telah diadakan persiapanpersiapan di rumah Ir. Soekarno di Pegangsaan Timur 56 untuk menyambut proklamasi kemerdekaan Indonesia. KMB berakhir pada tanggal 29 Oktobor 1949 dengan menghasilkan Piagam
Kawan-kawan, perjuangan bangsa Indonesia selama bertahun-tahun akhirnya mencapai kemerdekaan. Ini berarti perjuangan untuk merebut kemerdekaan sudah berakhir. Sejak proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia sudah menjadi negara yang merdeka. bangsa Indonesia terlepas dari belenggu penjajahan. Keberadaan Indonesia sebagai sebuah negara semakin kuat. Bangsa Indonesia memiliki perlengkapan negara dengan mengesahkan UUD. Selain itu, bendera negara, lagu kebangsaan, bahasa, dan tentara. Perjuangan kita selanjutnya mempertahankan kemerdekaan. Keberadaan negara Indonesia tidak diakui oleh Belanda. Bahkan Belanda berusaha menguasai kembali bangsa Indonesia. A Usaha Belanda dan Inggris Merongrong Kedaulatan Indonesia Bagaimana Belanda bisa kembali datang dan masuk ke Indonesia? Sekutu! Setelah kemenangan Sekutu atas Jepang tanggal 29 September 1945 tentara Inggris mendarat di Jakarta. Tentara Inggris dalam hal ini mewakili Sekutu. Pasukan tersebut dipimpin Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Tentara Inggris datang ke Indonesia bertujuan melucuti tentara Jepang. Kedatangan Inggris diboncengi oleh NICA Netherlands Indies Civil Administration. NICA yaitu pemerintahan sipil Belanda atas Indonesia yang dipimpin oleh van Mook. Bangsa Indonesia yang semula menyambut baik kedatangan Inggris berubah memusuhi. Hal ini dikarenakan kedatangannya diboncengi NICA. Apalagi setelah NICA membentuk dan mempersenjatai KNIL Koniklijk Netherlands Indish Leger. KNIL yaitu tentara sewaan Kerajaan Belanda. Anggota KNIL adalah orang-orang yang dibebaskan dari tahanan Jepang di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. B Perlawanan Rakyat di Berbagai Daerah Bung Tomo Semenjak kedatangan tentara Sekutu yang diboncengi NICA, muncul banyak perlawanan di daerah. Semuanya bertujuan mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan bangsa. Berikut ini usaha-usaha rakyat Indonesia dalam mempertahankan Pertempuran di Surabaya 10 November 1945Perlawanan rakyat terhadap Sekutu terjadi di mana-mana, termasuk di Surabaya. Kejadian bermula sejak tentara Sekutu mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. Pasukan Sekutu dipimpin oleh Jenderal Mallaby. Awalnya, kedatangan mereka disambut baik oleh rakyat. Kedatangan Sekutu hanya untuk membebaskan tawanan perang dan melucuti senjata Jepang. Pada tanggal 26 Oktober 1945, tentara Inggris menyerbu penjara Kalisosok, Surabaya. Penyerbuan itu di bawah pimpinan Kapten Shaw. Bahkan, tentara Inggris memasuki Kota Surabaya tanpa izin. Selain itu, mereka menduduki beberapa gedung secara pasukan Sekutu menimbulkan kemarahan dan kebencian rakyat. Rakyat bangkit dan mengadakan perlawanan terhadap Sekutu. Terjadilah pertempuran hebat. Pada tanggal 28 Oktober 1945, pos-pos pasukan Sekutu diserang tanggal 29 Oktober 1945, para pemuda dapat merebut kembali tempat-tempat yang dikuasai Sekutu. Dalam keadaan terjepit, Sekutu meminta kepada pemerintah Indonesia untuk menghentikan pertempuran. Presiden Soekarno dan Menteri Penerangan Amir Syarifuddin pun terbang ke Surabaya. Presiden meminta kepada rakyat Surabaya untuk menghentikan tanggal 30 Oktober 1945 tercapailah kesepakatan antara pemerintah Republik Indonesia dengan Sekutu. Sekutu berjanji akan meninggalkan Surabaya. Namun, pasukan Sekutu kembali tidak menepati janji. Akibatnya terjadi baku tembak lagi dengan rakyat di dekat Jembatan Merah, Surabaya. Dalam peristiwa tersebut Mallaby tewas. Peristiwa tersebut membuat terkejut dunia internasional. Pada tanggal 9 November 1945, Inggris mengeluarkan ultimatum ancaman. Isi ultimatum yaitu ”Semua pimpinan dan para pemuda Indonesia harus menyerahkan senjatanyakepada Inggris selambat-lambatnya pukul tanggal 10 November 1945. Jikasampai batas waktunya tidak menyerahkan senjata, maka Surabaya akan kamiserang dari darat, laut, dan udara”. Ultimatum tersebut tidak digubris oleh rakyat Surabaya. Sampai batas waktu yang ditentukan tidak seorang pun menyerahkan senjata kepada Inggris. Hal ini membuat Inggris melaksanakan ultimatumnya dengan menggempur bawah pimpinan Bung Tomo, Sungkono, dan Suryo, rakyat Surabaya menghadapi Sekutu. Pada tanggal 10 November 1945 pukul pagi, terjadilah pertempuran besar. Sekutu menyerang Kota Surabaya dari darat, laut, dan udara. Jumlah pasukan lebih dari orang. Arek-arek Surabaya dengan semangat tinggi terus mengadakan perlawanan. Mereka meneriakkan yel-yel ”Merdeka atau Mati!” dan ”Lebih baik mati daripada hidup dijajah” . Pertempuran berlangsung tidak seimbang, baik dari segi peralatan maupun jumlah pasukan. Namun, rakyat Surabaya tidak gentar dan terus memberikan perlawanan. Ribuan rakyat Surabaya menjadi korban dalam pertempuan tersebut. Untuk mengenang jasa atas kerberanian dan pengurbanan rakyat Surabaya, maka setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. 2. Palagan Ambarawa 21 November 1945Pada tanggal 20 November 1945, Sekutu mendarat di Semarang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Bethel. Tujuannya mengurus tawanan tentara Jepang yang ada di Jawa Tengah. Sebagaimana kedatangannya di Surabaya, kedatangan Sekutu di Semarang juga disambut baik oleh rakyat. Akan tetapi, setelah mengetahui Sekutu datang diboncengi oleh NICA, maka sikap rakyat berubah. Kedatangan NICA dalam rombongan Sekutu tersebut membuat marah rakyat. Apalagi secara sepihak Sekutu mempersenjatai orang-orang Belanda yang ditawan di Ambarawa dan Magelang. Pertempuran antara Sekutu dan TKR Tentara Kemanan Rakyat tidak bisa dihindari lagi. Pada tanggal 26 November 1945, pimpinan TKR dari Puwokerto yaitu Letnan Kolonel Isdiman gugur dalam pertempuran. Akhirnya, pimpinan pertempuran diambil alih oleh Kolonel Kolonel Soedirman, menumbuhkan semangat baru bagi pasukan TKR. Pasukan TKR di bawah pimpinan Kolonel Soedirman menggunakan siasat gerilya. Pada tanggal 15 Desember 1945, TKR berhasil mengusir Sekutu. Dengan peristiwa tersebut, maka setiap tangggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infantri. Untuk mengenang pertempuran Ambarawa didirikanlah monumen Palagan Ambarawa. 3. Pertempuran Medan Area 10 Desember 1945Gelombang kedatangan pasukan Sekutu ke Indonesia memasuki kota Medan. Pasukan yang dipimpin Kelly mendarat di Medan tanggal 9 Oktober 1945 . Tugas tentara Sekutu adalah membebaskan tentara Belanda yang ditawan Jepang. Namun ternyata tawanan itu kemudian dipersenjatai dan dijadikan anggota KNIL. Tindakan ini membuat rakyat Medan marah. Di bawah pimpinan Ahmad Tahir, para pemuda membentuk laskar perjuangan dan TKR Sumatra Timur. Pada tanggal 13 Oktober 1945, terjadi sebuah insiden di sebuah hotel di Jalan Bali. Awalnya, anggota NICA merampas dan menginjak lencana Merah Putih milik seorang pemuda. Peristiwa tersebut memicu kemarahan para pemuda. Akhirnya berkembang menjadi pertempuran di berbagai terjadinya pertempuran tersebut, Sekutu mengeluarkan ultimatum. Isi ultimatum yaitu melucuti senjata yang dibawa para pemuda dan larangan membawa senjata. Puncak kemarahan rakyat Medan terjadi pada tanggal 1 Desember 1945. Waktu itu Sekutu memasang papan pembatas bertuliskan Fixed Boundaries Medan Areabatas wilayah kekuasaan Sekutu. TKR dan para pemuda pun mengadakan perlawanan. Pertempuran yang terjadi di Kota Medan dikenal dengan Pertempuran Medan Area. 4. Bandung Lautan Api 23 Maret 1946Tentara Sekutu mendarat di Bandung pada tanggal 17 Oktober 1945 dipimpin Jenderal Haw Torn. Pasukan NICA yang membonceng Sekutu berusaha mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Secara sepihak Sekutu meminta agar senjata yang dilucuti pasukan TKR dari tentara Jepang diserahkan kepada Sekutu. Tujuannya untuk menjaga keamanan bersama. Permintaan Sekutu tersebut tidak ditanggapi oleh rakyat Bandung. Namun, Sekutu justru mulai menduduki dan menguasai sejumlah kantor penting. Para pejuang pun bangkit mengadakan perlawanan terhadap Sekutu dan NICA. Tanggal 21 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum. Isi ultimatum agar para pejuang mengosongkan Kota Bandung bagian utara paling lambat 29 November 1945. Ultimatum tersebut tidak dihiraukan oleh para pejuang. Terjadilah pertempuran antara pejuang TRI dan Sekutu. Pertempuran berjalan tidak seimbang, sehingga para pejuang dan TRI tidak berhasil mempertahankan Bandung bagian utara. Akhirnya, Kota Bandung terbagi menjadi dua bagian. Bagian utara diduduki Sekutu dan Bandung selatan masih diduduki TRI. Pada tanggal 23 Maret 1946, Sekutu memberikan ultimatum kedua. Rakyat Bandung diminta menyerahkan senjata dan mengosongkan Bandung bagian selatan. Pada tanggal 23 Maret 1946, Sekutu memberikan ultimatum kedua. Rakyat Bandung diminta menyerahkan senjata dan mengosongkan Bandung bagian selatan. Akhirnya Kolonel Nasution bersama para tokoh pejuang Arudji Kartawinata bermusyawarah. Mereka mengambil keputusan untuk mematuhi perintah itu demi menjaga keselamatan rakyat dan pertimbangan politik. Namun mereka tidak bersedia menyerahkan Bandung bagian selatan dalam keadaan utuh. Atas perintah Kolonel Nasution, rakyat diungsikan keluar Kota Bandung. Setelah itu para pejuang dan TRI menyerang pos-pos Sekutu. Selanjutnya mereka membumihanguskan Kota Bandung bagian selatan. Serangan ini terjadi tanggal 23 Maret 1946 dipimpin oleh Arudji Kartawinata, Komandan TRI Bandung. Jadi, Kota Bandung ditinggalkan dalam keadaan bumi hangus. Hal ini dilakukan agar tidak bisa digunakan Sekutu. Peristiwa ini dikenal dengan Bandung Lautan Api. Seorang pejuang bernama Mohammad Toha gugur dalam peristiwa tersebut.
A PENDAHULUAN. Setelah proses pengakuan kedaulatan Indonesia masih mempunyai satu permasalahan dengan Belanda yaitu masalah Irian Barat. Gambar di atas pasukan Brimob yang diterjunkan di Fak-Fak, Irian Barat pada tanggal 15 Mei 1962 untuk merebut Irian Barat dari tangan Belanda.
Muncullahpemberontakan dari rakyat yang disebutnya perjuangan, pemberontakan oleh pejuang untuk mengusir negara lain itu yang menduduki negara kita. Muncul dimana-mana perlawanan secara fisik, perang dan perang terjadi. Mereka yang mengikuti perang terbuka harus siap untuk mati, siap untuk ditahan dan siap disiksa.
Saksiperjuangan sejak tahun 1925 dan segala dinamika sampai hari ini, akan semakin menguatkan gerakan perjuangan masyarakat Pakel dalam merebut kembali tanahnya. Tahun 2021 dan dimulainya hitungan-hitangan setelah 100 hari pendudukan lahan, harapannya perjuangan masyarakat Pakel semakin menyala semangatnya, bahkan melebihi nyala kembang api
Sejak1945 hingga tahun 1950 telah terjadi berbagai macam pertempuran antara pihak Indonesia dengan pihak belanda yang dibantu oleh pasukan sekutu - inggris. Merebut Kembali Irian Barat a. Perjuangan Diplomasi. Setelah perang kemerdekaan berakhir dan negara Indonesia kembali ke.
. 6rrw6hmdur.pages.dev/136rrw6hmdur.pages.dev/7626rrw6hmdur.pages.dev/4636rrw6hmdur.pages.dev/4896rrw6hmdur.pages.dev/126rrw6hmdur.pages.dev/126rrw6hmdur.pages.dev/6726rrw6hmdur.pages.dev/3816rrw6hmdur.pages.dev/7436rrw6hmdur.pages.dev/4636rrw6hmdur.pages.dev/3896rrw6hmdur.pages.dev/3856rrw6hmdur.pages.dev/6266rrw6hmdur.pages.dev/3976rrw6hmdur.pages.dev/751
perjuangan merebut kemerdekaan berakhir sejak